Studi tersebut merupakan hasil penelitian ilmiah dari para ilmuwan Inggris dan Amerika Serikat. Mereka menemukan bahwa sel kanker paru memiliki kemampuan untuk membuat mutasi baru sehingga tiap calon tumor memiliki keunikan genetik masing-masing.
Saat kanker mulai berkembang dan terdiagnosis, tumor pasien biasanya telah mengalami bermacam evolusi sehingga membuat obat dengan satu target khusus tidak efektif.
"Sebelumnya, kita tidak tahu betapa heterogennya tahap awal kanker paru ini," kata penulis studi dari Cancer Research UK, Charles Swanton, seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu (11/10/2014).
Peneliti menjalankan studi dengan melihat variabilitas genetik pada tumor pasien yang diangkat saat operasi. Peneliti kemudian mencari bagaimana gen cacat terus berkembang seiring jalannya waktu.
Hasilnya peneliti menemukan ada periode yang sangat panjang antara mutasi awal sampai gejala klinis pertama muncul. Pada beberapa kasus mantan perokok, mutasi awal muncul saat pasien mulai merokok 20 tahun yang lalu. Kemudian setelah berhenti merokok, proses mutasi diambil alih oleh protein bernama APOBEC.
"Selama ini kita tidak mengerti mengapa kanker paru disebut sebagai raja dari segala kanker dan salah satu penyakit yang paling susah untuk disembuhkan," tutup Swanton.
Sumber : detik health
0 Response to "Mantan Perokok Masih Berisiko Terkena Kanker Paru"
Post a Comment